Riya' adalah sifat yang tercela, ia sangat membahayakan perjalanan seorang (pejalan menuju Allah), kerana boleh menghapuskan nilai ibadahnya. Bahkan riya' dikategorikan syirik khafi (tersembunyi)
Hasrat seseorang untuk mendapatkan sesuatu dari makhluk, merupakan asas kewujudan riya' yang dapat mengotori niat ibadah seseorang. Riya' juga dapat membuat seseorang jadi munafik bahkan menjadi musyrik. Kerana itu kita mestilah berhati-hati dengan sifat riya' yang sangat merbahaya.
“Mereka bermaksud riya' (dengan solat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (An Nisaa': 142)
Setiap manusia mempunyai kecenderungan ingin dipuji, dan keinginan itu merupakan proses pembentukan riya' dalam diri seseorang. Sifat riya' sangat lembut dan halus, bagaikan gumpalan asap yang memenuhi jiwa dan mengalir kesegenap pembuluh darah, implikasinya dapat menutup pandangan akal dan iman seseorang. Bila sifat itu dibiarkan berkembang mewarnai hidupnya, maka sudah dapat dipastikan, tidak mampu membendung riya' menjelma jadi syirik.
Hasrat seseorang untuk mendapatkan sesuatu dari makhluk, merupakan asas kewujudan riya' yang dapat mengotori niat ibadah seseorang. Riya' juga dapat membuat seseorang jadi munafik bahkan menjadi musyrik. Kerana itu kita mestilah berhati-hati dengan sifat riya' yang sangat merbahaya.
“Mereka bermaksud riya' (dengan solat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (An Nisaa': 142)
Setiap manusia mempunyai kecenderungan ingin dipuji, dan keinginan itu merupakan proses pembentukan riya' dalam diri seseorang. Sifat riya' sangat lembut dan halus, bagaikan gumpalan asap yang memenuhi jiwa dan mengalir kesegenap pembuluh darah, implikasinya dapat menutup pandangan akal dan iman seseorang. Bila sifat itu dibiarkan berkembang mewarnai hidupnya, maka sudah dapat dipastikan, tidak mampu membendung riya' menjelma jadi syirik.
Sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Az-Zahabi.
“Maka takutlah kamu sekalian akan riya', karena sessungguhnya riya' itu adalah menyekutukan (syirik) kepada Allah.
“Maka takutlah kamu sekalian akan riya', karena sessungguhnya riya' itu adalah menyekutukan (syirik) kepada Allah.
Sifat riya' sangat berbahaya bagi orang yang menjalankan ibadah, kerana ia menyusup ke celah-celah niat. Sedangkan kita tahu niat merupakan pangkal dari murni atau tidaknya sesuatu ibadah. Bila amal ibadah seseorang tidak mencerminkan kemurnian (keikhlasan), akan sia-sia. Sebab, Allah tidak pernah menyuruh hamba-hamba-Nya untuk berbuat ibadah, kecuali yang dilandasi dengan niat yang ikhlas (murni). Sesungguhnya setiap amal ibadah seorang hamba, tidak dilihat dari aspek lahiriahnya, tetapi dinilai dari aspek jiwa dan hatinya, yaitu niat yang ikhlas.
Sesiapa mencampur adukkan niat ibadahnya dengan keinginan hawa nafsunya. nescaya akan gugurlah segala amal ibadahnya. Mengapa masih mengharap sesuatu selain Allah.
“Maka perumpamaan orang (yang beramal serta riya') itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, Allah menjadikan dia bersih (tidak bertanah) (Al Baqarah : 264 )
Mengapa harus mencari pujian dan sanjungan dari makhluk. Bukankah setiap perbuatan yang bersifat baik dan terpuji, dengan sendirinya pasti dipuji dan disanjung. Begitu pula sebaliknya, setiap perbuatan yang tercela, walau berusaha mencari pujian dan sanjungan, tetap akan tercela. Yang pastinya, Allah tidak menerima amal ibadah yang disertai riya'. Kerana Allah Zat Yang Suci. Seseorang yang mengharap perjumpaan dengan-Nya, hendaklah memakai pakaian yang suci zahir dan batin.
“Maka perumpamaan orang (yang beramal serta riya') itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, Allah menjadikan dia bersih (tidak bertanah) (Al Baqarah : 264 )
Mengapa harus mencari pujian dan sanjungan dari makhluk. Bukankah setiap perbuatan yang bersifat baik dan terpuji, dengan sendirinya pasti dipuji dan disanjung. Begitu pula sebaliknya, setiap perbuatan yang tercela, walau berusaha mencari pujian dan sanjungan, tetap akan tercela. Yang pastinya, Allah tidak menerima amal ibadah yang disertai riya'. Kerana Allah Zat Yang Suci. Seseorang yang mengharap perjumpaan dengan-Nya, hendaklah memakai pakaian yang suci zahir dan batin.
Kerana itu, barangsiapa beribadah mencari selain Allah, seperti mengidamkan populariti, mengharap pujian dan sanjungan orang lain, Allah S.W.T. tidak peduli pada amal ibadah orang-orang yang bersifat riya'.
Perlu ditekankan, Allah tidak ingin “dimadu" (didua-kan). Allah adalah Zat yang Maha Esa. Ia tidak perlukan amal ibadah seorang hamba yang menduakan-Nya. Siapa pun mengerjakan ibadah yang disertai riya, bererti telah menyekutukan Allah atau telah berbuat syirik.
Perlu ditekankan, Allah tidak ingin “dimadu" (didua-kan). Allah adalah Zat yang Maha Esa. Ia tidak perlukan amal ibadah seorang hamba yang menduakan-Nya. Siapa pun mengerjakan ibadah yang disertai riya, bererti telah menyekutukan Allah atau telah berbuat syirik.
Myprospectonline.blogspot
tahniah atas posting anda.
ReplyDeleteTerima kasih kepada semua pengunjung.. berikan komen, sekiranya ana ada salah dan silap, maka ana minta maaf, yang baik itu datangnya dari Allah dan yang kurang baik itu datang dari kekurangan ana sendiri
ReplyDelete