Powered By Blogger

Monday, October 11, 2010

DEMOKRASI ALA BARAT, KE MANA HALA TUJU MEREKA

Siaran TV merupakan salah satu prasarana yang paling canggih untuk mengusahakan penjajahan budaya suatu bangsa kepada bangsa lain, kerana TV menyucuk secara langsung ketempat paling peribadi yakni rumah kita sendiri. Disamping itu, masyarakat sebahagian besarnya menggunakan waktu mereka tercegat didepan TV. Sehingga tanpa kawalan yang ketat, acara-acara yang dipertontonkan itu akan merosakkan aqidah umat Islam.
Begitu juga ditempat Muhammad saw diutus pertama kali, iaitu Arab saudi. Di dua kota suci Makkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawarah siaran TV menurut kawan saya yang pernah mengerjakan haji dikatakan agak terkawal, tidak akan ditemukan siaran-siaran membuka aurat secara berleluasa dan nyanyian dengan tarian yang mengasyikkan. Tetapi dikota lain Arab Saudi seperti Jeddah, sudah tidak terkawal lagi. Peminat siaran TV dapat menikmat lagu-lagu Arab dengan penyanyi berpakaian ”moden”, baju singlet, rock mini, pusat yang kelihatan dantarian sensual, seperti gaya idola remaja saat ini Britney Spears. Jadi, kita seolah-olah menyaksikan Britney Spears menyanyikan lagu Arab, lengkap dengan penari latar dengan gaya tariannya.
Barat dengan segala cara memaksakan budaya mereka untuk diterima oleh kaum muslimin, karena dengan cara demikianlah mereka mampu merosakkan aqidah umat Islam. Ketika kita meniru mereka dalam berbudaya, bersikap dan berideologi, secara tidak langsung kita telah menjadi hamba kepada mereka. Pemerintah juga diatur agar kebijaksanaannya sesuai dengan keinginan tuannya, rakyat berbudaya dan menggunakan produk mereka. Pada saat itulah ajaran Islam makin jauh dari kehidupan negara tersebut.
Rasulullah S.a.w bersabda : ‘Sungguh kamu akan mengikuti (dan meniru) tradisi umat-umat sebelum kamu bagaikan bulu anak panah yang serupa dengan bulu anak panah lainnya, sampai kalaupun mereka masuk ke liang biawak niscaya kamu akan masuk ke dalamnya pula’. Sebagian sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasranikah?’ Beliau menjawab: ‘Siapa lagi (kalau bukan mereka)?’ (HR Bukhari dan Muslim).
Budaya rosak lagi merosakkan yang mereka jajakan kepada kaum muslimin, dibungkus manis dengan demokrasi dan kebebasan. Mereka terus menerus memaksakannya kepada negeri-negeri kaum muslimin, didepan kongres USA, Bush semasa menjadi presiden USA meminta sejumlah dana US$ 84 juta untuk pembiayaan atas nama demokrasi, kebebasan bersuara, politik terbuka di negara-negara Arab. Begitu juga, dalam pidatonya di depan Kongres, Bush mendesak Arab Saudi dan Mesir agar melaksanakan reformasi demokrasi dan kebebasan luas bagi rakyatnya.
Raja Fahd berkeras untuk membuang jauh-jauh demokrasi dan menyatakan: ”Demokrasi yang kini umum berkembang didunia global tidak sesuai bagi kami” Para ulama Arab Saudi menyatakan bahwa di negeri mereka lahir Nabi yang paling mulia, lantas bagaimana mungkin akan tumbuh demokrasi. Kerana demokrasi melalaikan manusia membuat maksiat dan mereka telah merampas hak Allah sebagai musyarri’ (pembuat hukum). Demokrasi juga tidak mungkin dicampur-adukkan dengan Islam, beriman kepada sekulerisme, demokrasi dan pemikiran yang bertentangan dengan Islam lainnya adalah sikap yang bertentangan dengan keimanan kepada Allah swt. Dua sikap ini (Islam dan demokrasi) tidak mungkin berkumpul didalam sekeping hati seorang muslim, salah satu pasti ada yang menempati dan tidak mungkin bisa berkumpul satu sama lain karena keduanya (Islam dan demokrasi) saling bertentangan. Tetapi kenyataannya, Kerajaan Arab Saudi hanya mampu mengawal 2 tanah suci sahaja (Makkah dan Madinah), kota-kota lain telah terjajah dengan kebebasan ala Barat.
Serangan ke atas Afghanistan yang awalnya bertujuan untuk menangkap Osama bin Laden karena dituduh bertanggung jawab atas penyerangan WTC 9-11, tetapi akhirnya dipermanis untuk menuju modenisasi dan demokratisasi. Penyerangan Iraq yang awalnya dengan alasan menyimpan senjata pemusnah global kononnya, tetapi akhirnya, tatkala senjata tidak dijumpai alasan diubah demi demokrasi dan membebaskan Iraq dari kediktatoran. Demokrasi dan kebebasan merupakan senjata ampuh AS dan sekutunya untuk memaksa kaum muslimin mengikuti kehendak mereka, dengan alasan demokrasi mereka membunuh ribuan kaum muslimin di Afghanistan dan Iraq, dengan alasan demokrasi mereka menjajah dan merampas kekayaan minyak Iraq, dengan alasan demokrasi pula mereka melakukan segala hal yang mereka inginkan. Dengan alasan demokrasi mereka selalu menyebelahi dan menyokong pembunuhan dan penyembelihan ke atas penduduk palestin oleh Israel.

Jika AS menjajakan demokrasi dan kebebasan dengan begitu memukau, apakah yang mereka peroleh dengan demokrasi dan kebebasan. Memang mereka mengalami kemajuan gemilang dalam bidang teknologi dan material, tetapi disebalik semua itu mereka terjun bebas kedalam peradaban jahiliyah.

Sebuah penelitian yang diumumkan oleh Journal Kesehatan Reproduksi dan Seksual tahun 2004, dari 27 juta anak muda di AS yang berusia dibawah 25 tahun, mereka umumnya telah melakukan hubungan seks. Penelitian lain menyebutkan separuh dari jumlah keseluruhan murid Sekolah menengah di AS juga telah melakukan aktiviti seksual. Remaja usia 15–24 di AS mengalami penyakit seksual, dengan jumlah 9 juta kes. Menurut sumber sejumlah 6.5 juta dollar AS diperlukan untuk mengubati penyakit seksual pada tahun 2000.

Ditambah lagi dengan hancurnya institusi kekeluargaan dan undang-undang perkawinan akibat hubungan bebas, hamil diluar nikah, pelacuran, hubungan sesama jenis, tingginya kes perceraian, pemerkosaan, penyakit AIDS, dll malah perkahwinan lelaki dengan lelaki dan wanita dengan wanita telah diiktiraf dan didaftarkan.

Inikah hasil demokrasi dan kebebasan yang mereka bangga-banggakan? Jika demikian halnya, katakan tidak untuk demokrasi dan kebebasan!, lebih baik kembali kepada Islam sahaja. Islam telah terbukti mampu mengangkat peradaban jahiliyah menjadi peradaban gemilang dan menguasai dunia, ketika Islam dijadikan nidzam (sistem) untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Kecuali kalau kita ingin kembali kepada peradaban jahiliyah yang dipertontonkan AS saat ini, maka nikmatilah demokrasi dan kebebasan!
Wallahua’lam

RENUNGAN

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." (Al-Maidah 72)